Ulasan Film The Man Standing Next: Ketika Krisis Melanda Korea Selatan
"Kenapa mempertaruhkan nyawa demi revolusi?"
Tepat rasanya menulis ulasan Film The Man Standing Next di saat film ini mendapatkan nominasi sebagai Film Terbaik di Baeksang Arts Awards 2020. Selain itu, aktor utama di film ini, Lee Byung Hun, sukses memboyong piala penghargaan tertinggi di industri film dan drama di Korea Selatan itu. Bahkan, Lee Byung Hun tampak sumringah setelah dinobatkan sebagai aktor terbaik kategori film di tahun ini.
Lalu, apa saja yang menjadi pertimbangan juri memilih film ini masuk nominasi Film Terbaik Baeksang Arts Awards 2020? Kemudian apa alasan Lee Byung Hun mampu menggeser aktor-aktor lainnya dalam kategori Aktor Terbaik? Berikut ulasan saya tentang film yang berlatar belakang sejarah ini.
The Man Standing Next dirilis awal tahun lalu, 22 Januari 2020 di Korea Selatan, tetapi dirilis di Indonesia pada 26 Februari 2020. Film asal Korea Selatan ini disutradarai Woo Min-ho terinspirasi dari buku non-fiksi berjudul Chief of Namsan (Namsanui Bujangdeul). Buku tersebut ditulis oleh Choong-sik.
Film ini berlatar belakang kisah nyata yang terjadi di Korea Selatan pada tahun 1979. Krisis ekonomi dan hak asasi manusia di Korea Selatan menjadi titik utama penceritaan di film ini. The Man Standing Next diceritakan 40 hari sebelum hingga kejadian penembakan Presiden Park Chung-hee. Ia adalah presiden yang sudah memimpin Korea Selatan selama 18 tahun.
Di awal cerita, seorang mantan Kepala Badan Intelejen Korea Selatan (KCIA), yaitu Park Yong-gak (diperankan Kwak Do-kwon) membocorkan rahasia Presiden Park di depan pemerintahan Amerika Serikat. Disebutkan pula bahwa Presiden Park sangat korup selama memimpin Korea Selatan. Saat itu Presiden Park juga sedang mengincar mantan kepala badan intelejen tersebut karena dianggap mengkhianati negara.
Seluruh dunia menjadi heboh. Masyarakat di Korea Selatan melakukan demo yang berujung pembakaran stasiun tv. Pihak pemerintah Amerika Serikat juga ikut mendesak Presiden Park agar mundur. Berbagai tekanan inilah yang pada akhirnya dibebankan kepada Kepala Badan Intelejen Korea Selatan (KCIA) saat itu. Ia adalah Kim Gyu-pyeong yang diperankan Lee Byung Hun. Kim Gyu-pyeong dianggap tidak becus bekerja menyelesaikan segala konflik di Korea Selatan.
Untuk informasi, meskipun diangkat dari kisah nyata, ternyata Park Yong-gak dan Kim Gyu-pyeong bukanlah nama asli yang terdapat di dunia nyata. Nama asli mereka adalah (secara berurutan) Kim Hyong-uk dan Kim Jae-gyu. Perubahan nama tersebut mungkin sebagai 'perlindungan'.
Sepanjang pemutaran film, saya terus berpikir keras, "Apa benar seperti ini kejadian saat itu?" dan "Tega sekali dia melakukan itu!". Hal itu menjadi bukti bahwa film ini benar-benar menegangkan.
Pada perhelatan penghargaan film dan drama di Korea Selatan tahun ini, Baeksang Arts Awards 2020, The Man Standing Next berhasil masuk nominasi sebagai film terbaik. Film ini pun harus berduel dengan peraih Best Picture Academy Award 2020 (Oscar), yaitu Parasite. Meskipun pada akhirnya, The Man Standing Next juga tidak mampu menundukkan Parasite seperti film-film lainnya di dunia.
Akan tetapi, saat The Man Standing Next masuk nominasi saya pikir sudah cukup diacungi jempol. Di balik menang atau tidak, hal itu sudah jadi acuan bahwa film ini patut ditonton. Bukan hanya karena sejarah saja, tetapi make up artist dan akting para pemeran menjadikan film ini sudah seharusnya ditonton pecinta film. Hal inilah yang menjadi pertimbangan para juri Baeksang Arts Awards 2020 memasukkan The Man Standing Next di nominasi film terbaik.
Tetap saja, segala sesuatu pasti memiliki kekurangan, begitu pula film ini. Saya tidak dapat menentukan bahwa film berdurasi 114 menit terasa begitu cepat selesai disebut sebagai suatu kelebihan. Namun yang pasti, bagi saya film ini memiliki alur yang sangat padat. Adegan dan ketegangan yang intens mengakibatkan penonton harus fokus di depan layar memerhatikan keseluruhan film. Menurut kaca mata saya, film ini "enggan basa-basi". Tidak ada lelucon dan adegan transisi yang mengurangi tensi ketegangan penonton. Ditambah lagi adanya informasi waktu berupa tanggal sebagai kronologi kejadian. Jika tidak fokus, penonton akan ketinggalan informasi tersebut.
Syukurnya ketegangan dari adegan yang intens tersebut diimbangi dengan aksi memukau Lee Byung Hun sebagai aktor utama. Akting Lee Byung Hun yang memerankan sosok Kim Gyu-pyeong patut diapresiasi tinggi. Bagaimana tidak, ia sangat berhasil berperan seseorang yang sedang tertekan. Emosi marah, kesal, takut, haru dan tangis ia sabet seluruhnya. Pemeran Storm Shadow di film G.I. Joe: The Rise of Cobra dan G.I. Joe: Retaliation ini wajar saja kemarin mendapatkan penghargaan tertinggi sebagai aktor terbaik di Baeksang Arts Awards 2020.
Bagi saya, aktor 49 tahun ini menjadi daya tarik di The Man Standing Next. Bukan hanya karena namanya sudah mondar-mandir di mana-mana, dimulai dari film hingga drama baik di Korea Selatan maupun di Hollywood. Namun, Lee Byung Hun mampu membuat saya terlarut dalam emosi yang ia perankan. Beban sebagai tangan kanan Presiden Park di dalam film dan bagaimana ia harus bimbang memutuskan sesuatu sukses muncul di setiap gimik, gestur dan ekspresinya. Inilah yang mungkin saja menjadikan para juri Baeksang Arts Awards 2020 memilih Lee Byung Hun sebagai aktor terbaik kategori film.
Secara keseluruhan film ini saya rekomendasikan ditonton bagi pecinta film, termasuk film Asia (dalam hal ini Korea Selatan). Setidaknya, Anda akan melihat suatu sejarah kelam di Korea Selatan dan sedikit cerminan bagaimana pemerintahan yang diktator. Dari film ini, saya belajar bahwa demi negara dan kepentingan masyarakat luas, siapa aja akan melakukan apapun, termasuk membunuh sekalipun.
Tepat rasanya menulis ulasan Film The Man Standing Next di saat film ini mendapatkan nominasi sebagai Film Terbaik di Baeksang Arts Awards 2020. Selain itu, aktor utama di film ini, Lee Byung Hun, sukses memboyong piala penghargaan tertinggi di industri film dan drama di Korea Selatan itu. Bahkan, Lee Byung Hun tampak sumringah setelah dinobatkan sebagai aktor terbaik kategori film di tahun ini.
Lalu, apa saja yang menjadi pertimbangan juri memilih film ini masuk nominasi Film Terbaik Baeksang Arts Awards 2020? Kemudian apa alasan Lee Byung Hun mampu menggeser aktor-aktor lainnya dalam kategori Aktor Terbaik? Berikut ulasan saya tentang film yang berlatar belakang sejarah ini.
The Man Standing Next dirilis awal tahun lalu, 22 Januari 2020 di Korea Selatan, tetapi dirilis di Indonesia pada 26 Februari 2020. Film asal Korea Selatan ini disutradarai Woo Min-ho terinspirasi dari buku non-fiksi berjudul Chief of Namsan (Namsanui Bujangdeul). Buku tersebut ditulis oleh Choong-sik.
Film ini berlatar belakang kisah nyata yang terjadi di Korea Selatan pada tahun 1979. Krisis ekonomi dan hak asasi manusia di Korea Selatan menjadi titik utama penceritaan di film ini. The Man Standing Next diceritakan 40 hari sebelum hingga kejadian penembakan Presiden Park Chung-hee. Ia adalah presiden yang sudah memimpin Korea Selatan selama 18 tahun.
Di awal cerita, seorang mantan Kepala Badan Intelejen Korea Selatan (KCIA), yaitu Park Yong-gak (diperankan Kwak Do-kwon) membocorkan rahasia Presiden Park di depan pemerintahan Amerika Serikat. Disebutkan pula bahwa Presiden Park sangat korup selama memimpin Korea Selatan. Saat itu Presiden Park juga sedang mengincar mantan kepala badan intelejen tersebut karena dianggap mengkhianati negara.
Seluruh dunia menjadi heboh. Masyarakat di Korea Selatan melakukan demo yang berujung pembakaran stasiun tv. Pihak pemerintah Amerika Serikat juga ikut mendesak Presiden Park agar mundur. Berbagai tekanan inilah yang pada akhirnya dibebankan kepada Kepala Badan Intelejen Korea Selatan (KCIA) saat itu. Ia adalah Kim Gyu-pyeong yang diperankan Lee Byung Hun. Kim Gyu-pyeong dianggap tidak becus bekerja menyelesaikan segala konflik di Korea Selatan.
Untuk informasi, meskipun diangkat dari kisah nyata, ternyata Park Yong-gak dan Kim Gyu-pyeong bukanlah nama asli yang terdapat di dunia nyata. Nama asli mereka adalah (secara berurutan) Kim Hyong-uk dan Kim Jae-gyu. Perubahan nama tersebut mungkin sebagai 'perlindungan'.
Sepanjang pemutaran film, saya terus berpikir keras, "Apa benar seperti ini kejadian saat itu?" dan "Tega sekali dia melakukan itu!". Hal itu menjadi bukti bahwa film ini benar-benar menegangkan.
Pada perhelatan penghargaan film dan drama di Korea Selatan tahun ini, Baeksang Arts Awards 2020, The Man Standing Next berhasil masuk nominasi sebagai film terbaik. Film ini pun harus berduel dengan peraih Best Picture Academy Award 2020 (Oscar), yaitu Parasite. Meskipun pada akhirnya, The Man Standing Next juga tidak mampu menundukkan Parasite seperti film-film lainnya di dunia.
Akan tetapi, saat The Man Standing Next masuk nominasi saya pikir sudah cukup diacungi jempol. Di balik menang atau tidak, hal itu sudah jadi acuan bahwa film ini patut ditonton. Bukan hanya karena sejarah saja, tetapi make up artist dan akting para pemeran menjadikan film ini sudah seharusnya ditonton pecinta film. Hal inilah yang menjadi pertimbangan para juri Baeksang Arts Awards 2020 memasukkan The Man Standing Next di nominasi film terbaik.
Tetap saja, segala sesuatu pasti memiliki kekurangan, begitu pula film ini. Saya tidak dapat menentukan bahwa film berdurasi 114 menit terasa begitu cepat selesai disebut sebagai suatu kelebihan. Namun yang pasti, bagi saya film ini memiliki alur yang sangat padat. Adegan dan ketegangan yang intens mengakibatkan penonton harus fokus di depan layar memerhatikan keseluruhan film. Menurut kaca mata saya, film ini "enggan basa-basi". Tidak ada lelucon dan adegan transisi yang mengurangi tensi ketegangan penonton. Ditambah lagi adanya informasi waktu berupa tanggal sebagai kronologi kejadian. Jika tidak fokus, penonton akan ketinggalan informasi tersebut.
Syukurnya ketegangan dari adegan yang intens tersebut diimbangi dengan aksi memukau Lee Byung Hun sebagai aktor utama. Akting Lee Byung Hun yang memerankan sosok Kim Gyu-pyeong patut diapresiasi tinggi. Bagaimana tidak, ia sangat berhasil berperan seseorang yang sedang tertekan. Emosi marah, kesal, takut, haru dan tangis ia sabet seluruhnya. Pemeran Storm Shadow di film G.I. Joe: The Rise of Cobra dan G.I. Joe: Retaliation ini wajar saja kemarin mendapatkan penghargaan tertinggi sebagai aktor terbaik di Baeksang Arts Awards 2020.
Bagi saya, aktor 49 tahun ini menjadi daya tarik di The Man Standing Next. Bukan hanya karena namanya sudah mondar-mandir di mana-mana, dimulai dari film hingga drama baik di Korea Selatan maupun di Hollywood. Namun, Lee Byung Hun mampu membuat saya terlarut dalam emosi yang ia perankan. Beban sebagai tangan kanan Presiden Park di dalam film dan bagaimana ia harus bimbang memutuskan sesuatu sukses muncul di setiap gimik, gestur dan ekspresinya. Inilah yang mungkin saja menjadikan para juri Baeksang Arts Awards 2020 memilih Lee Byung Hun sebagai aktor terbaik kategori film.
Secara keseluruhan film ini saya rekomendasikan ditonton bagi pecinta film, termasuk film Asia (dalam hal ini Korea Selatan). Setidaknya, Anda akan melihat suatu sejarah kelam di Korea Selatan dan sedikit cerminan bagaimana pemerintahan yang diktator. Dari film ini, saya belajar bahwa demi negara dan kepentingan masyarakat luas, siapa aja akan melakukan apapun, termasuk membunuh sekalipun.
Komentar
Posting Komentar