Rose (IV) karya Rida K. Liamsi



Masih bergalau-galauan dengan puisi ini, berikut lanjutan dari puisi Rose seri keempat.


Rose (IV)
                 Karya Rida K. Liamsi


Alangkah pedihnya. Alangkah pedihnya.
Kerinduan yang panjang seketika luluh hanya sebuah kata: Tak Bisa!
Dinding ruang yang jingga, dan suara biola yang membara, tak dapat menegakkan nadi
Menegakkan janji, menyudahkan mimpi.
Seperti segelas racun, meneguknya meski dengan rasa sesal dan takut, menjadi keputusan keputusasaan.
Mengapa terjadi ketika rindu telah sampai ke ujung tunggu?
Alangkah pedihnya. Alangkah pedihnya
Hanya sebuah kata telah jadi jembia cinta. Tak Bisa!


{2007}

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Bacaan Buku Pengantar Penelitian Sastra Bandingan karya Sapardi Djoko Damono