Rose (III) Karya Rida K. Liamsi

Oke. Mari kita lanjutkan bersendu-sendu melalui puisi penuh makna, Rose. Kesempatan kali ini saya akan memposting lanjutan dari puisi Rose sebelumnya.



Rose (III)
                   Karya Rida K. Liamsi


ROSE
Sudah berapa lama kita di sini
Begini
Aku sudah semakin lelah
Meski tak kan pernah menyerah
Aku sudah semakin pasrah
Meski takkan pernah kalah
Aku sudah terlanjur dalam tenggelam
Lumat dilumat ombak
Remuk diremuk karang
Terkubur di kubang lumpur
Tapi takkan pernah tersungkur

Maka kini kubiarkan kau yang memutuskan
Apakah akan terus begini
Di sini
Apakah kau masih seperti yang dulu:
Membiarkan hari mencatat desah rindumu pada sisa-sisa ombak musim timur
Agar kau dapat selalu datang dan merasakannya saat musim tiba dan membiarkan rinduku hanyut dan menyentuh jemari kakimu dan kau hanya merasakan ngilu!
Mungkin kau yang tetap ingin seperti dulu:
Membiarkan derai pasir sehabis badai tersadai, dan melukis rinduku di biru pantai, dan kau membacanya sambil mengilai!
Atau kau mungkin tetap ingin sepeti dulu:
Membiarkan waktu yang mencatatnya di karang sehabis pasang, dan membiarkan semuanya menyimpan rindu
Dalam lubuk luka kita yang dalam
Biar tak ada yang tahu selaut rindu
Biar tak ada yang duka sedalam luka
Biar tak ada yang percaya, bahwa waktu ternyata adalah nestapa dan kita tak berdaya

ROSE,
Kini kubiarkan angin yang mencatat
Sudah berapa lama kita begini
Di sini
Kini kita biarkan waktu mencatat
Bahwa cinta mengalahkan khianat

{2004/2006}

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Bacaan Buku Pengantar Penelitian Sastra Bandingan karya Sapardi Djoko Damono